Selasa, 19 Agustus 2014

SENGON SOLOMON MAKIN MENGGODA

Bibit Sengon Solomon









Jual Bibit Sengon Solomon / Paraserianthes falcataria var Solomonensis Super Hybrid,
hasil Kultur Jaringan ,bersertifikat Lab Kultur Jaringan.Tinggi 30 cm.
Harga : Pengambilan di bawah 10.000 batang Rp. 4.500/batang. Min 1000 batang.Pengambilan di atas 10.000 batang disc, 10 %. Di atas 100.000 batang harga nego. Pemesanan untuk musim tanam 2012 sudah dibuka. Silakan pesan segera,atau tunggu tahun berikutnya untuk musim tanam 2013.
Bibit Sengon Unggul Indonesia & Bibit Sengon Morotai Unggul Rp.2.500/batang.

Harga belum termasuk ongkos kirim.
Min. order 1000 batang.
Lokasi : Singkawang, Kalbar Hubungi SMS 082157540688 atau
trimegaperkasa@gmail.com


Berikut dokumentasi kami untuk pengujian setiap seedlot biji petikan alam yang kami dapatkan. Perhatikan bahwa salah satu jenis sengon solomon jauh lebih tinggi , meski usianya baru 11 hari dari mulai kecambah ( kelihatan dari daun tunggal bekas keping biji masih menempel di batang ).








Foto Sengon Solomon di bawah menunjukkan perbedaan dari sengon lokal : Kanopi terdiri dari ranting yang relatif kecil , batang utama nampak jelas beda ukuran dibandingkan cabang , dan di usia 5 tahun ke atas garis - garis ruas nampak jelas membedakan dengan sengon lokal.





PERHATIAN : Informasi di bawah disediakan secara cuma - cuma , tetapi untuk konsultasi lebih detail hanya tersedia bagi pemesan. Terimakasih.



Memilih Bibit Yang Baik, Mengurangi Buang Waktu


Benih Sengon Bersertifikat
Benih sengon bersertifikat dihasilkan dari petak benih yang terdaftar / memiliki ijin dari BPTH ( Balai Pembenihan Tanaman Kehutanan cq. Departemen Kehutanan ) , kebanyakan masuk dalam wilayah kerja BPTH Jawa Madura.
Pendaftaran petak benih dilakukan kira- kira 10 tahun sebelum panen benih pertama. Masing – masing benih / biji yang akan disemai harus jelas asal usulnya dan dari lokasi asal yang berbeda-beda , untuk menghindarkan inbreeding / kawin saudara kandung. Penanaman dilakukan dengan jarak yang tidak terlalu rapat ( maksimal 5 x 5 meter ) , dan biasanya sejalan dengan pertumbuhan dilakukan penebangan seleksi, sesuai pertumbuhan tanaman yang baik. Biasanya hanya tersisa kurang dari 150 batang pohon per hektar nya pada saat siap panen benih. Dan harus dipastikan dalam radius tertentu di luar petak benih tidak terdapat tanaman sengon , yang bisa mencemari genetik dengan serbuk sari yang terbawa angin dan serangga.
Benih yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan ditimbang jumlah total panenannya pada musim itu, dan dilaporkan ke BPTH. Sampel benih akan diperiksa oleh laboratorium pengujian mutu benih. Hasil yang diperoleh , kemudian berbentuk Sertifikat Uji Mutu Benih , akan diterbitkan untuk keseluruhan panenan benih ( sertifikat induk ). Pembeli yang membeli benih secara eceran , akan memperoleh salinan sertifikat induk.
Karena dihasilkan dari petak pembenihan , yang secara genetik jauh lebih bisa dipertanggungjawabkan daripada benih sengon asal-asalan , maka pertumbuhan hasil semai nya akan jauh lebih seragam dan lebih baik pertumbuhannya. Yang lebih menguntungkan lagi adalah , karena keturunannya jelas , maka , sifat – sifat bawaan genetiknya juga bisa diperkirakan. Jika keturunan dari sengon Morotai / Albizzia moluccana , maka lebih tahan kekeringan dan pertumbuhan tetap baik di lahan yang lebih gersang. Jika keturunan sengon Jawa / Paraserianthes falcataria , maka dibutuhkan lokasi yang relatif lebih sejuk dan curah hujan sedang.
Jadi , biji sengon asal-asalan , selain merugikan karena resiko cacat inbreeding , juga garis keturunan / sifat genetiknya sulit ditebak , sehingga sulit memilih untuk lahan yang cocok agroklimatnya. Penggunaan bibit sengon asal-asalan , selain memiliki resiko kerugian pada investasi, juga akan membuang waktu Anda.
Bahasa pedagang yang mengaku asal bicara tanpa surat : bibit sengon solomon murah , bibit sengon unggul , bibit sengon berkualitas ,benih seleksi , atau apapun itu , hanya menarik sebagai janji kosong , tetapi akan membawa kerugian bagi Anda. Silakan pertimbangkan baik – baik , karena pertumbuhan tanaman Anda tidak didasarkan pada metode dan perijinan legal yang bisa dipertanggungjawabkan , dan hanya berdasarkan janji muluk dari pedagang.
Anda pilih yang mana ?

Perbandingan Hasil ( dengan menggunakan angka rata - rata kebun dengan pola
tanam ideal , jarak 3 x 3 meter , harga di P Jawa
), pada usia 5 tahun , ukuran rata- rata
log/ tebangan yang didapatkan :

Sengon laut asalan , diameter rata - rata 24 cm . panjang log 9 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp. 225.000 ( 0,24 m3 )

Sengon unggul sertifikat , diameter rata - rata 28 cm, panjang log 11 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp. 325.000 ( 0,34 m3 )

Sengon Solomon Kultur Jaringan , diameter rata - rata 35 cm , panjang log 13 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp.425.000 ( 0,45 m3 )







Penanaman bibit yang berkualitas memungkinkan kita hanya sedikit melakukan penjarangan. Seperti diketahui , jika ditanam dengan kerapatan yang bagus , sengon akan berlomba menambah ketinggian di 2 - 3 tahun pertama pertumbuhannya. Baru kemudian menambah diameter batangnya. Bayangkan jika Anda sudah menunggu 1 - 2 tahun , mengeluarkan biaya yang sama besarnya , dan akhirnya 30 - 40 % harus Anda tebang untuk penjarangan yang kerdil - kerdil , berapa uang dan waktu yang terbuang ? Karena menanam sengon kualitas baik atau tidak , biaya yang Anda keluarkan sama saja. Hasil / pemasukannya yang berbeda.

Sama seperti memberi makan anak - anak yang pertumbuhannya cepat / bongsor dengan anak - anak yang memang berpostur kecil , biayanya relatif sama. Kadang - kadang malah sengon yang kerdil mudah stres , dan waktu kawan - kawannya sudah makin tinggi , karena kalah berebut sinar , dia makin kerdil.

Tips dari saya :
1. Beli bibit jenis unggul , selisih biaya per hektar paling - paling Rp. 1.000.000 , tapi hasilnya hampir 2 x lipat. Biaya lain selain biaya bibit sama saja.

2. Beli di awal musim tanam. Pembelian di akhir musim tanam memperbesar kemungkinan Anda mendapat barang afkiran.

3. Pesan bibit yang sudah disortir, jadi khusus hanya bibit dengan pertumbuhan baik saja. Anda tidak akan bisa mendapatkan ini dengan membeli di pasaran , karena kebanyakan pedagang bahkan tidak tahu riwayat bibit. Seringkali umur yang berbeda tetap akan dikelompokkan sama berdasarkan tinggi bibit. Jadi bibit dengan pertumbuhan baik bercampur dengan bibit yang kerdil , yang penting tinggi sama.

4. Untuk bibit hasil Kultur Jaringan biasanya pertumbuhan jauh lebih seragam. Penjarangan biasanya dilakukan bukan karena kerdil , tapi untuk lebih mempercepat pertumbuhan diameter batang.


Berkebun Sengon

Sengon sangat adaptif , cocok ditanam di hampir semua macam lahan. Yang terutama adalah lahan tidak tergenang air , dan pada saat penanaman bibit di lahan , minimal terkena hujan selama tiga bulan.Lebih bagus lagi jika daerah sekitar lahan terdapat sungai yang terus mengalir sepanjang tahun.


WAKTU PENANAMAN

Penanaman sebaiknya dilakukan di awal musim penghujan. Paling lambat dilakukan dua bulan sebelum musim hujan selesai. Jika sebelum musim kemarau tiba bibit yang ditanam belum memiliki perakaran yang cukup dalam di tanah , kemungkinan besar bibit akan mati di lahan , atau minimal cacat karena kerdil. Ini akan merugikan investasi Anda atas biaya yang sudah Anda keluarkan. Ukuran paling baik untuk bibit ditanam adalah 30 cm , karena perakarannya belum banyak melingkar dan rusak dalam polybag. Tanaman memiliki tinggi tanaman di permukaan tanah dengan di dalam tanah yang relatif simetris. Jadi jika Anda membeli bibit setinggi 1 meter , bayangkan bahwa akar sepanjang 1 meter tergulung dalam polybag seukuran yang Anda lihat terpasang di dasar bibit Anda.

Jika Anda hendak membeli benih / biji untuk dibibitkan sendiri , lakukanlah pada 4 bulan sebelum musim hujan mulai. Atau paling lambat , lakukan satu bulan sebelum musim hujan datang. Sebabnya adalah dibutuhkan minimal 4 bulan sejak dari biji disemai sampai bibit sengon mencapai tinggi 30 - 40 cm ( ukuran siap ditanam di lahan )


PEMILIHAN BIBIT

Ada macam - macam bibit sengon yang tersedia di pasaran. Mulai dari kualitas asalan sampai kualitas unggul. Sengon kualitas asalan adalah sengon yang diperbanyak dari biji yang dipungut dari kebun sengon sembarang. Biasanya biji / benih dari sengon asalan ini diperoleh dari penyerbukan yang mayoritas tidak terkontrol bapak & ibu nya , sehingga pohon yang bersebelahan juga masih dari satu Bapak / Ibu , dan penyerbukannya merupakan hasil inbreeding / kawin antar saudara kandung , sehingga bawaan cacat genetika ( kerdil dan mudah mati ) prosentasenya cukup besar , bisa 25 - 60 %.

Untuk diketahui , bahwa ada beberapa macam jenis sengon yang tumbuh di Indonesia. Ada jenis sengon Jawa , yang kulit kayunya cenderung abu - abu muda kehijauan dan kayunya memiliki berat jenis lebih tinggi dari sengon laut yang umumnya dikembangkan untuk industri. Ada sengon laut jenis Purworejo yang masih satu rumpun dengan sengon Morotai , yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan sengon Jawa. Ada pula sengon introduksi seperti halnya varietas dari kepulauan Solomon. Masing - masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Seperti misalnya sengon Morotai memiliki ketahanan yang lebih terhadap kekeringan , dibandingkan sengon var. Solomon yang terbiasa memperoleh hujan selama 8 - 10 bulan di habitat aslinya di kepulauan Solomon. Akan tetapi jika lahan lokasi penanaman memiliki cukup ketersediaan air / musim hujan yang tidak kurang dari 6 bulan / tahun , sengon solomon memiliki keunggulan dalam kecepatan pertumbuhan. ______________________________________________________________________________ Dokumentasi dari salah satu contoh ekspedisi yang kami kirim , untuk pengambilan benih sengon dari hutan alam di pedalaman Papua, untuk bahan riset dan kultur jaringan.
Dibandingkan sengon lokal , selain sosoknya yang lebih tinggi / bongsor , penambahan diameter nya pun lebih cepat daripada sengon lokal yang unggul sekalipun.

Selain pemilihan bibit sengon berdasarkan jenisnya , pemilihan tipe perbanyakan juga berpengaruh. Pembenihan dari biji / generatif memiliki tingkat keseragaman 70 - 80 % , seperti hal nya jika kita lihat kakak beradik dalam satu keluarga besar , bongsor atau pendek bisa bervariasi , meskipun satu ayah dan ibu. Hal ini dikarenakan faktor variasi genetika. Penghilangan variasi genetika bisa diperoleh dengan cara vegetatif , yaitu dengan kultur jaringan. Keuntungan perbanyakan kultur jaringan adalah :

1. Klon / perbanyakan dengan multiplikasi jaringan tanaman , jadi tubuh yang sama diperbanyak berkali - kali , jadi secara genetika pasti identik / kembar. Jadi bibit dari hasil kultur jaringan akan memiliki tingkat pertumbuhan yang nyaris 100 % seragam. Variasi pertumbuhan hanya ditentukan oleh penanganan dan pengaruh lingkungan dimana tanaman ini tumbuh. Satu titik tanam dengan titik tanam lain bisa memiliki variasi kesuburan dan ketersediaan air tanah.
2. Karena perbanyakannya dalam lingkungan aseptis , maka jika sampai bibit mengandung spora penyakit wabah seperti misalnya tumor karat , maka tumor karat akan tumbuh dan berbiak dalam media steril tempat perbanyakan kultur jaringan dilakukan. Akibatnya bibit tidak mungkin hidup dan tumbuh sampai usia pengiriman dan rusak sejak masih tahap kalus prematur. Jadi , bibit yang berukuran siap kirim hanya bisa tumbuh dan dikirim karena dia BEBAS PENYAKIT. Jadi , bibit kultur jaringan bisa dikatakan tidak membawa bibit penyakit ketika keluar dari kultur. Meskipun penularan di lahan penanaman bisa tetap terjadi.

Perbedaan biaya / investasi / modal penanaman antara bibit asalan dengan bibit kultur jaringan tidak lebih dari Rp. 4.000.000 / hektar , sedangkan perbedaan hasil tebangnya bisa Rp. 200.000.000 / hektar.



JARAK TANAM

Banyak penjual bibit akan menganjurkan jarak tanam 1,5 x 1,5 meter , atau 2 x 2 meter , sehingga populasi atau juga kebutuhan bibit meningkat . Alasannya ( selain supaya beli lebih banyak bibit , tentu saja ) adalah supaya pohon yang didapatkan lebih tinggi dan lurus - lurus. Untuk bibit asalan , hal ini ada benarnya , karena bibit sengon yang bercampur - campur keturunan / genetiknya , akan cenderung memiliki postur kerdil , sehingga kubikasi rendah disebabkan panjang log lurus dalam per batang pohon , totalnya lebih pendek dari sengon unggul / sengon Solomon. Memang menanam rapat akan bisa menyebabkan pertumbuhan lebih tinggi , karena ketika tanaman ditanam berdekatan dan berebut sinar , mereka akan tumbuh ke atas. Tetapi penambahan diameter yang tidak seimbang dengan tinggi tanaman akan menyebabkan tanaman mudah patah saat musim angin tiba. Perlu juga dipertimbangkan bahwa selain terjadi perebutan sinar matahari , perakaran tanaman yang ditanam berdekatan juga akan berebut hara , yang pada akhirnya ke dua macam perebutan ini menyebabkan tanaman terhambat secara merata dan pertumbuhan bagus umumnya terjadi di keliling / tepian luar blok penanaman.

Riset dari sejumlah HTI / Hutan Tanaman Industri memberikan kesimpulan : riap / laju pertumbuhan per hektar , untuk jarak tanam 2 x 3 meter , atau 3 x 3 meter , atau 4 x 3 meter , atau 4 x 4 meter , angkanya relatif sama. Misalkan didapatkan rata - rata 60 m3 per hektar per tahun. Angka ini berlaku sejauh pucuk kanopi daun belum bersentuhan rapat / belum saling menaungi sinar matahari / akar belum bertemu dan berebut makanan. Akan tetapi karena dibagi jumlah individu tanaman yang lebih banyak ( jika jarak tanam 2 x 3 meter ) , maka diameter yang diperoleh pada umur yang sama ( misalkan 4 tahun ) akan jauh lebih bagus jika jarak tanam 4 x 4 meter. Dan yang perlu diingat , harga kayu sengon untuk diameter kecil per meter kubiknya LEBIH MURAH dibandingkan harga kayu sengon diameter besar. Jadi begini : jika selama 4 tahun diperoleh jumlah kubikasi sama , yaitu 4 tahun x 60 m3/hektar/tahun = 240 m3 / hektar . Untuk jarak tanam 2 x 3 , diameter pohon rata2 adalah 18 cm pada umur 4 tahun ( harga per kubik kalau diameter 18 cm adalah Rp. 425.000 ) , sedangkan untuk jarak tanam 4 x 4 meter , diameter rata2 adalah 27 cm ( harga per meter kubik ukuran ini adalah Rp.780.000/m3 ). Berarti jika dibandingkan , dengan jarak tanam 2 x 3 meter diperoleh 240 m3 x Rp.425.000 = Rp.102.000.000 per hektar pada umur tebang 4 tahun. Untuk jarak tanam 4 x 4 meter , diperoleh total meter kubik yang sama , yaitu 240 m3 juga per hektarnya , akan tetapi karena kayu log yang diperoleh diameternya lebih besar , maka industri / pembeli bisa memperoleh rendemen produksi yang lebih baik , karena buangan tepi yang lebih sedikit rasio nya, maka harga beli nya adalah 240 m3 x Rp.780.000 / m3 = Rp.187.000.000 per hektar pada umur tebang 4 tahun. Jadi , dengan jarak tanam yang lebih jauh , diperoleh hasil yang jauh lebih besar nilai rupiahnya.

Tentu saja menanam dengan jarak tanam lebih rapat juga berarti pengeluaran biaya pembelian bibit dan tenaga kerja yang lebih besar. Sungguh suatu bujukan yang menjerumuskan.. Akan tetapi , jarak tanam renggang seperti 4 x 4 juga menyebabkan percabangan tanaman lebih liar sehingga memerlukan pemangkasan lebih intensif. Selain itu jumlah individu yang terlalu sedikit tidak memungkinkan penebangan 2 x ( penebangan pertama untuk penjarangan ) yang bisa meringankan perputaran modal. Untuk itu kami menganjurkan jarak tanam berjarak 3 x 3 dengan pola tanam segi tiga , dengan memacu pertumbuhan menggunakan trikoderma dan mikroba penyubur tanah, sehingga penebangan bisa dilakukan pada tahun ke-4 dan ke-7.

Lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Pisahkan lapisan atas tahan / top soil di sisi kiri lubang tanam ( kira - kira tebal 5 cm dari permukaan ). Sisa galian diletakkan di sebelah kanan. Masukkan top soil / tanah lapisan atas ke dalam lubang. Masukkan bibit dalam polybag ke dalam lubang tanam , sobek polybagnya dan sisihkan. Masukkan 1 - 2 kaleng susu pupuk kandang terfermentasi ( ayam atau kambing lebih baik ), dan 100 gram pupuk NPK / Phonska. Tutup lubang dengan sisa tanah galian.

Jarak tanam ideal 3 x 3 meter. Jika ditanam 1,5 x 1,5 meter , untuk mencapai diameter 25 cm dibutuhkan waktu 8 - 9 tahun. Teoritisnya , dibutuhkan 1150 batang bibit per hektar.

Pada usia tanam 2 minggu - 1 bulan , lakukan pengontrolan terhadap gangguan serangga pemakan daun , semprot Decis jika ditemukan serangga pemakan daun. Bulan ke 2 dan ke - 5 lakukan penyiangan dan pemupukan dengan NPK / Phonska . Jika ditemukan serangga pemakan daun , lakukan penyemprotan dengan Decis lagi. Potong ranting - ranting percabangan. Hindarkan dari hewan ternak masuk yang bisa memakan daunnya atau menginjak / merobohkan. Hindarkan juga dari perambah yang memangkasi daun - daunnya untuk pakan ternak. Penyemprotan Decis/insektisida lain membuat ternak tidak suka memakan daunnya.

Pada akhir tahun pertama dan ke dua , gali lubang tanam berukuran sama di antara 4 pohon , isi dengan 0,3 m3 pupuk kandang dan 0,5 kg NPK. Siangi gulma yang mengganggu.

Mulai akhir tahun pertama sudah mulai boleh dilakukan tumpangsari dengan polong - polongan , misalkan kedelai dan kacang hijau.

Hitungan bisnisnya

Perbandingan sengon lokal biasa ( SL ) dengan unggul bersertifikat ( UB ),
dalam sudut pandang bisnisnya :
Contoh kasus ( angka keluaran di lapangan masih bisa bervariasi sedikit ) :
Penanaman luas 1 hektar, misalkan sama - sama dengan jarak ideal kurang lebih
3 meter x 3 meter , populasi per hektar idealnya kira - kira 1150 batang.
Biaya pemeliharaan dengan pemupukan & tenaga kerja dll selama 2 tahun pertama
Rp. 10.000/pohon.

Sengon Lokal ( SL )asumsi rata - rata diameter 24 pada tahun ke 5.
Biaya Bibit Rp. 900 x 1150 = Rp. 1.035.000
Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000
Jumlah Pengeluaran = Rp. 12.535.000

Pemasukan
Penjarangan Tahun ke 1= 25% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 4.312.500
Penjarangan Tahun ke 2= 15% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 6.900.000
Hasil tebang Tahun ke 5= 60% x 1150 x @ Rp. 260.000= Rp.179.400.000
Jumlah Pemasukan = Rp.190.612.500

( menarik , karena Pak MenHut MS Kaban di TRUBUS menyebutkan , hasil sengon
kira - kira Rp. 140 juta/Ha , mari kita lihat )

Pemasukan SL - Pengeluaran SL = Rp.190.612.500 - Rp.12.535.000
Hasil per Ha Sengon Lokal = Rp.178.077.500

Sengon Solomon asumsi rata - rata diameter 35 di tahun ke
5.
Biaya Bibit (asumsi) Rp. 3500 x 1150 = Rp. 4.025.000
Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000
Jumlah Pengeluaran = Rp. 15.525.000

Pemasukan
Penjarangan Tahun ke 1= 10% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 1.725.000
Penjarangan Tahun ke 2= 5% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 862.500
Hasil tebang Tahun ke 5= 85% x 1150 x @ Rp.400.000 = Rp.391.000.000
Jumlah Pemasukan = Rp.393.587.500


Pemasukan - Pengeluaran Solomon = Rp.393.587.500 - Rp.15.525.000
Hasil per Ha Sengon Solomon = Rp.378.062.500


Nah , silakan Anda pilih , tanam sengon asalan , atau Solomon.
Tapi , hasil masih bisa beragam , tergantung pemeliharaan , penyakit ,
gangguan karena daunnya banyak dipangkas / dicuri orang untuk pakan ternak ,
pengolahan lahan , dsb. Tapi , dengan asumsi semua faktor negatif bisa
diatasi , perbandingannya seperti di atas.




Komentar majalah - majalah investasi dan keuangan mengenai investasi di bidang perkebunan kayu tebangan
Pasar sangat terbuka untuk kayu sengon Indonesia. Berikut artikel majalah FDM Asia :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar